Tips Makanan Untuk Ibu Menyusui Bayi. Banyak diantara bunda yang bingung harus makan apa selama periode menyusui buah hatinya, apalagi jika ini adalah buah hati yang pertama. Sering timbul didalam benak para Bunda, sebenarnya Makanan Apa saja sih yang sebaiknya dikonsumsi agar ASI melimpah? atau Makanan Apa saja yang pantang untuk dimakan?
Inilah pertanyaan yang kerap dilontarkan oleh para ibu baru ini. Nah, kali ini mari kita menyimak berbagai informasi penting seputar makanan ibu yang menyusui…
Pola Makan Yang Seimbang
Banyak para Bunda yang merasa tidak terlalu penting untuk menjaga pola makannya selama menyusui. Sebagian daripara Bunda mengatakan, “Ah, walaupun saya makan tidak teratur, ASI saya tetap keluar kok…!”
Memang inilah hebatnya ASI… walaupun sang ibu pola makannya tidak teratur, ASI tetap bisa menjadi asupan yang bernutrisi lengkap untuk bayi.
Banyak di temui adalah ketidaksukaan sebagian bunda terhadap sayuran. Hal ini sebenarnya sangat tidak baik, karena bila Bunda tidak suka mengkonsumsi sayuran akan mempengaruhi kualitas ASI yang dikeluarkan untuk si kecil.
Tidak hanya itu saja, jika pola makan Bunda tidak seimbang, maka tubuh Bunda yang akan menderita, karena tubuh telah bekerja keras memproduksi ASI, serta melakukan berbagai macam aktifitas dalam rangka merawat bayi Anda.
Jangan Tergesa-gesa Menurunkan Berat Badan
Banyak diantara Bunda yang memiliki rasa kuatir dengan berat badannya pasca melahirkan, Namun demikian, Anda sebaiknya berhati-hati jika ingin menurunkan berat badan setelah kelahiran si kecil, terutama pada masa 2 bulan pertama setelah melahirkan.
Sebagian Bunda terlalu bersemangat menurunkan berat badannya untuk sampai kepada kondisi seperti sebelum kehamilan, namun yang terjadi justru turunnya stamina Bunda dan berkurangnya produksi ASI. Oleh sebab itu, Untuk jika Anda ingin menurunkan berat badan pasca melahirkan bayi Anda, sebaiknya Anda melakukannya secara bertahap (tidak drastis), dan mulailah setelah bayi Anda berusia paling tidak 2 bulan.
Bahkan, setiap kali Anda merasa lapar, segeralah makan – walaupun sekedar mengkonsumsi cemilan yang sehat. Ingat, tubuh Anda adalah ‘pabrik alami’ untuk memproduksi ASI. Rasa lapar merupakan indikator bahwa tubuh Anda memerlukan asupan dan ikutilah indikator itu dengan mengkonsumsi makanan selingan yang sehat dan seimbang.
Pola Makan Sehat untuk Ibu Menyusui
Lalu seperti apa sih pola makan yang sehat untuk ibu yang sedang menyusui?
Yang jelas, prinisp dasarnya adalah makanan yang bervariasi dan seimbang. Jika Anda mengkonsumsi berbagai macam karbohidrat, protein dan lemak dalam jumlah yang cukup, maka tubuh Anda akan berada dalam kondisi fit. Anda pun akan merasa kenyang lebih lama.
Berikut beberapa jenis makanan dan tips seputar pola makan yang sehat untuk Anda:
- Beras serta biji-bijian yang sejenisnya seperti gandum, jagung, oats, roti, dan lain-lain mengandung nutrisi serta serat yang baik bagi si kecil.
- Buah dan sayuran segar juga harus hadir dalam menu makanan Anda. Bagus jika Anda selalu memiliki stok buah-buahan dan sayuran segar, sehingga bisa juga menjadi cemilan sehat ketika Anda merasa lapar. Buah dan sayur tidak harus mahal lho…!
- Sayuran seperti bayam, kangkung dan katuk juga mengandung zat besi yang baik bagi Anda. Sampai-sampai katuk dicap sebagai ‘sayurannya ibu menyusui’… soalnya dalam setiap 100 g daun katuk, terdapat sekitar 2.7 mg zat besi dan 204 mg kalsium lho.
- Sebisa mungkin hindari makanan kemasan, karena bahan yang segar jauh lebih baik nutrisinya, serta dapat menjadi pasokan energi yang jauh lebih baik, sehingga Anda pun akan merasa kenyang lebih lama.
- Makanlah jenis makanan yang bervariasi, agar bayi Anda juga memperoleh berbagai macam vitamin yang diperlukannya. Untuk menu hari ini, coba konsumsi apa yang tidak Anda konsumsi kemarin. Begitu seterusnya…
- Jangan takut dengan kata ‘lemak’, karena banyak jenis lemak yang baik bagi kesehatan dan perlu Anda konsumsi. Contohnya, minyak zaitun, lemak yang terkandung dalam ikan salmon, alpukat, dan kacang.
- Konsumsi susu rendah lemak, yoghurt, dan keju sangat baik bagi si kecil, karena mengandung kalsium, protein dan vitamin.
- Batasi konsumsi lemak jenuh seperti yang terdapat pada daging berlemak, minyak kelapa, serta mentega. Bukannya sama sekali tidak boleh lho Bun, tapi dibatasi konsumsinya…
- Berbagai zat kimia yang Anda konsumsi juga bisa Anda transfer kepada bayi Anda melalui ASI, oleh sebab itu berhati-hatilah dalam memilih makanan dan cemilan. Zat kimia yang sangat sering ditemui pada bahan makanan adalah pestisida. Pastikan Anda mencuci semua buah dan sayuran yang Anda beli, dan untuk lebih amannya, buah-buahan seperti apel, pir dan sejenisnya dikupas dulu kulitnya sebelum Anda makan. Jenis buah dan sayuran yang biasanya lebih aman dari pestisidadiantaranya: bawang, jagung manis, kol, kentang manis, jamur, nanas, alpukat, mangga, kiwi, semangka, dan anggur.
- Konsumsilah ikan dan makanan laut lainnya, karena mengandung nutrisi yang baik untuk Anda dan si kecil, seperti DHA, EPA dan Omega-3. Namun demikian, jangan terlalu banyak memakan tuna atau sardin kalengan – lebih baik ikan segar.
- Jangan abaikan konsumsi air putih. Minumlah air putih yang cukup. Berapa liter per hari? Yang penting, minumlah setiap kali Anda merasa haus. Jika urin Anda bening atau berwarna sedikit kuning, maka ini pertanda Anda meminum cukup air putih.
Makanan Apa yang Harus Dikurangi atau Dihindari Ketika Menyusui?
Sebagian ibu menghindari makanan yang terlalu pedas dan berbumbu ketika menyusui, dengan alasan kasihan kalau nanti bayinya sakit perut. Benarkah?
Sebenarnya, banyak juga ibu menyusui yang tetap memakan makanan seperti gulai, kari dan makanan pedas lainnya dan bayinya dapat menerima dengan baik dan tanpa keluhan. Bahkan sebagian ahli menyatakan bahwa bayi sebenarnya menyukai berbagai ‘rasa’ yang terdapat dalam ASI.
Namun demikian, jika si kecil terlihat rewel dan perutnya kembung setelah Anda memakan jenis makanan tertentu, dan ini berlangsung terus, maka sebaiknya Anda menghentikan makanan tersebut dan melihat apakah terjadi perbaikan dalam kondisi si kecil. Terkadang ada juga bayi yang alergi terhadap makanan yang Anda makan, tapi ini sangat jarang terjadi.
Nah, berikut ini adalah daftar beberapa jenis makanan dan minuman yang bisa menjadi penyebab rewelnya bayi Anda. Untuk memastikannya, coba Anda hentikan konsumsinya dan lihat apakah ada perbaikan pada kondisi si kecil…
Kopi, Teh dan Soda
Kafein yang Anda konsumsi dapat diteruskan kepada bayi Anda melalui ASI, sedangkan bayi Anda tidak dapat mengeluarkannya dari tubuhnya dengan cepat sebagaimana layaknya orang dewasa. Jika Anda masih ingin meminum kopi, teh, atau soda, sebaiknya pilih waktu dimana Anda tidak akan menyusuinya untuk beberapa waktu
Jeruk dan Lemon
Jika mengkonsumsi jeruk dan lemon bisa menyebabkan bayi Anda rewel, coba ganti asupan Vitamin C dengan buah lain seperti mangga atau pepaya.
Brokoli
Sebagian bayi juga mengalami perut kembung jika sang ibu memakan brokoli, apalagi dalam jumlah banyak. Jika ini juga terjadi pada bayi Anda, coba kurangi konsumsi brokoli sebelum serta merta menghentikannya, lalu lihat lagi perkembangannya.
Makanan yang Terlalu Pedas
Jika Anda menyukai makanan pedas, mungkin selama menyusui Anda perlu membatasinya, karena bisa menyebabkan perut si kecil ‘kepanasan’.
Bawang Putih
Sebagian bayi juga akan bereaksi jika Anda memakan terlalu banyak makanan yang dominan rasa bawang putihnya.
Daun Mint
Jika Anda mengkonsumsi terlalu banyak teh dengan daun mint, mungkin produksi ASI Anda bisa berkurang. Ini disebabkan zat yang terkandung dalam daun mint.
Seledri
Sebagian ibu juga akan mengalami penurunan produksi ASI ketika mengkonsumsi terlalu banyak seledri.
Tidak semua makanan di atas bisa membuat bayi Anda rewel atau kembung perutnya jika Anda mengkonsumsinya. Jadi, kuncinya adalah memperhatikan apakah makanan tertentu bisa menyebabkan bayi Anda rewel atau tidak.
Selain itu, sebagian bayi yang alergi bisa saja tidak cocok dengan makanan umum yang dikonsumsi oleh ibunya, namun ini sangat jarang terjadi. Sebagai contoh kasus, ada bayi yang alergi terhadap susu, jagung, kedelai, dan sebagainya, sehingga ia akan bereaksi jika sang ibu mengkonsumsi makanan-makanan ini. Biasanya kasus alergi seperti ini ditemui jika dalam keluarga terdapat sejarah alergi yang sama…