Asian Development Bank mengatakan bahwa sekitar 22 juta anak di Indonesia terkena anemia yang menyebabkan hilangnya IQ sebesar 5-15 poin, prestasi sekolah buruk dan kerugian potensial masa depan hingga 2,5 persen.
"Yang terkena akan terganggu pengendalian emosi, temperamen, sulit memusatkan perhatian, lambat menerima dan memproses informasi, gangguan memori, lambat dalam proses pembelajaran, rendahnya kecerdasan dan gangguan perilaku," ungkap dr. Soedjatmiko, SpA(K), Msi, dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Pediatri Sosia RSCM Jakarta belum lama ini.
Menurut Soedjatmiko, jika terus dibiarkan yang terjadi anak akan mempunyai IQ yang tidak maksimal, jauh dari rata-rata dan kemampuan memecahkan masalah rendah. Jika diterangkan pagi harinya, sore sudah lupa.
Dibandingkan penyakit lainnya, anemia defisiensi besi (ADB) kurang terdengar. ADB, salah satu anemia yang paling banyak sering dijumpai dan rentan menyerang di kelompok usia. Prevalens ADB di Indonesia sekitar 40-45 persen dan paling banyak menyerang balita.
Dalam tubuh manusia, zat besi sebanyak 66 persen di dalam sel darah merah yang akan mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. 18 persen berada di limpa, tulang, otak, 13 persen berada di otot dan 3 persen berada di dalam cairan tubuh. Anemia terjadi jika zat besi yang berada di sel darah merah, hati, otot maupun cairan tubuh dalam kondisi kurang.
Anemia juga akan menyebabkan komplikasi penyakit koilonika (kuku jelek) dan peradangan namun masih bisa disembuhkan karena masuk komplikasi ringan. Jika sudah masuk berat, penderita mudah mengalami infeksi, gangguan prestasi belajar serta gangguan mental dan proses penyembuhannya cukup lama bahkan mungkin tidak akan sembuh.
0 komentar:
Post a Comment
Kalau Artikel Ini Bermanfaat, Sudilah Kiranya Untuk Berkomentar.
Satu Respon Anda Sangat Bermanfaat Bagi Kemajuan Blog Ini....Trim's